NOVEL VIOLETS ARE BLUE By James Patterson

Buku trakhir untuk disubmit dalam reading challange JANEXLIA di bulan Juli, buku bercover biru ❤️. Puaaaas banget, karena alur ceritanya bukan hanya sesuai genre favoritku, tapi juga ditulis apik oleh penulis Patterson. Dia mah memang jagonya bikin novel thriller ga terduga πŸ‘❤️❤️❤️


 Violets Are Blue, adalah novel sambungan dari Roses Are Red, yang aku baca bulan Maret lalu. Di buku pertama, diceritakan terjadi serangkaian pembunuhan oleh orang yang menganggap dirinya MASTERMIND. Dia hebat, dia brutal. Dia membunuh tanpa pandang bulu apakah korbannya dewasa atau bayi sekalipun. Detektif Alex Cross mati-matian mencari tahu siapa Mastermind, karena satu persatu rekan kerjanya, mulai dibantai oleh pembunuh keji ini. Di buku pertama, ending cerita dibuat menggantung. Pembaca langsung diberitahu siapa Mastermind, tapi sosoknya masih menjadi misteri bagi Alex Cross. 


Baca: Novel Roses Are Red




Di buku kedua, Alex tidak hanya dipusingkan oleh serangkaian kematian yang dibuat Mastermind, tapi kasus baru di mana semua korban ditemukan meninggal dengan darah terkuras habis. Dia tidak percaya vampir, tapi semua korban yang ditemukan seolah membuktikan bahwa vampir itu ada. Leher mereka terluka parah oleh gigitan, darah habis terhisap dan mayatnya digantung terbalik. 


Investigasinya membawa Alex ke suatu komunitas pemuja vampir yang percaya, kematian adalah suatu ekstasi nikmat yang ditunggu para korban. Mereka merasa tidak bersalah, dan itu boleh saja dilakukan karena dunia toh akan mengakui keberadaan THE SIRE, otak dari semua pembunuhan yang sudah terjadi lebih dari 1 dekade. 


Membaca buku ini, emosi  kayak diaduk-aduk. Pelakunya masih sangat muda, bahkan belum bisa dibilang dewasa. Tapi didikan sedari kecil yang memang sudah menyimpang, menjadikan mereka sebagai pribadi kejam dengan hobi membunuh dan meminum darah korbannya demi kepercayaan hidup abadi. 


Alex berpacu dengan waktu. Dia tidak hanya berhadapan dengan manusia vampir jadi-jadian, tapi juga harus melindungi orang-orang terdekatnya yang tetap diincar oleh Mastermind di saat yang sama..... Satu-persatu, mereka yang dia sayangi, harus terbunuh. Tapi siapa sangka, bahwa Mastermind adalah orang yang sangat dekat bahkan dianggap sebagai sahabatnya selama ini... πŸ˜£πŸ˜”


-------------------------


James Patterson lagi-lagi membuktikan dia piawai dalam meramu kisah thriller dengan plot ga terduga. 


Mungkin kekurangan buku ini, aku baru tahu kalo kisah-kisah detektif Alex Cross tidak hanya 1-2 buku. Tapi memang berseri. Jadi kalau tidak mengikuti buku-buku sebelumnya, terkadang jadi bingung ketika para tokoh menceritakan kasus lama yang ternyata tersangkut paut ama kisah ini juga. 


Mau ga mau, jujurnya aku jadi terobsesi untuk mengumpulkan novel serial Alex Cross, terutama saat pertama dia bisa bertemu dengan Mastermind yang juga salah satu partner kerjanya 😢

Comments

  1. Hm, orang terdekat bisa seberbahaya itu.

    Secara enggak langsung, dia cukup PD dan jago jualan ya karena bikin novel berseri. Tapi syaratnya ya ceritanya itu kudu memikat pembaca biar mereka rela buat mengikuti serialnya yang lain demi bisa nyambung. Kalau pembacanya kecewa, ya jangan harap. Haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener. Kalo ceritanya ga menarik, orang juga males buat beli. Tapi James Patterson aku suka sih buku2nya. So far yg aku baca memang bikin tertarik utk baca buku2 lainnya yog

      Delete
  2. Mba Fan...ini tuh latar waktunya kapan ya? Kok ngeri banget sama kepercayaan untuk hidup abadi dengan minum darah orang yang dibunuh😭 Genrenya ada fantasinya? Jadi pelakunya beneran ngisep darahnya pakai taring apa gimana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Latarnya masih zaman sekarang mba. Jadi ceritanya, para pemuja vampir ini sengaja mengikis giginya supaya tajam. Atau ada juga yg pakai gigi buatan, jadi semacam gigi palsu, tapi dibuat taringnya tajam sampe bisa melukai. Serem jadinya. -_-

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

NOVEL: PACHINKO By Min Jin Lee

NOVEL: JAKARTA VIGILANTE By Victoria A Lestari

REVIEW NOVEL: PHILOPHOBIA By TESSA INTANYA