REVIEW NOVEL: THE SPOOK'S APPRENTICE By JOSEPH DELANEY

Buku kedua yang aku ikutkan dalam Reading Challenge JaneXLia untuk 2022 ini ^o^. Novel dengan cover orange, yang walaupun tidak terlalu memenuhi buku, tapi masih ada oren-orennya laaah yaaa 😛.. 






BACA: Reading Challange 2022 Berdasarkan Warna Cover Buku (Blognya Jane)

BACA: Ikutan Baca Buku Yang Ditentukan Warna Cover (Blognya Lia)


Naah, kalau tema  buku Oren sebelumnya lebih ke arah  telenovela, kali ini kembali ke genre fantasi misteri favoritku, dunia para penyihir 😍. Mengisahkan tentang spook, kalo di Indonesia mah lebih sering disebut dukun :p, yang tugasnya memberantas para pengacau-pengacau dalam bentuk ghoib atau nyata tapi punya kemampuan mistis. 


Baca: REVIEW NOVEL: THE VOICE OF THE HEART By BARBARA TAYLOR BRADFORD


---------------------------


Spook adalah julukan untuk seseorang yang mampu melihat makhluk halus atau astral, dan bertugas membasmi segala macam hal yang mengganggu penduduk lokal. Namun, bukan hal gampang untuk bisa menjadi seorang Spook. Mereka yang terpilih haruslah anak ketujuh dari orangtua laki-laki yang merupakan anak ketujuh pula. 


Mr Gregory tua, sudah menjadi  Spook nyaris selama hidup. Sudah waktunya dia memiliki penerus, murid yang kelak akan menggantikan tugasnya, untuk melindungi desa. Dia pernah memiliki 29 murid sebelumnya, kebanyakan menyerah karena tugas yang teramat berat, dan sebagian lagi, meninggal saat bertugas... 


Ketika Thomas J Ward, dikirim untuk menjadi murid selanjutnya, Gregory sempat ragu. Tom tidak seperti murid lain yang berani, apalagi anak ini seperti terpaksa untuk menjadi spook. Hanya karena dia anak ketujuh, dari (ayah yang juga terlahir sebagai anak) ketujuh, tangannya kidal, dan memang bisa melihat para makhluk itu berkeliaran sejak kecil, bukan berarti dia sukarela untuk menjadi spook. 


Ini bukan tugas mudah. Sekali saja bertekad untuk memegang tanggung jawab itu, mereka harus siap dijauhi para penduduk lokal, yang takut para spook ini membawa hantu-hantu ke lingkungan keluarga. Miris, di satu sisi spook melindungi para warga, tapi di sisi lain mereka juga dijauhi dan dianggab paria.


Masalah muncul saat gadis bersepatu runcing, Alice, memikat Tom untuk memberi makan penyihir Mother Malkin yang sudah belasan tahun dikurung dalam penjara bawah tanah, di wilayah rumah Mr Gregory, yang tidak bisa dimasuki orang lain, kecuali sudah ditandai olehnya. 


Tanpa Tom tahu, bahwa tukang sihir itu sangat ganas serta suka membunuh manusia terutama anak kecil di masa lalu. Makanan yang diminta untuk diberikan, sesungguhnya obat agar penyihir Malkin semakin kuat,  dan berjaya lagi seperti dulu. Tom tertipu, dan sejak itu, peristiwa berdarah mulai meneror warga desa.... Sanggubkah Tom  menebus kesalahannya, untuk menghentikan Mother Malkin yang haus darah dan sangat ingin Membalas dendam? 


Momen paling bikin gemes, saat Spook Gregory mengajarkan cara membunuh seorang tukang sihir, hanya ada 2, membakarnya, atau memakan jantungnya mentah-mentah. Keduanya tidak dilakukan oleh Gregory, karena merasa cara itu terlalu kejam 😵.. Pantesan Mother Malkin cuma dikurung dalam ruang bawah tanah dengan posisi digantung terbalik, sambil diikat memakai rantai perak, yang dipercaya akan menyedot kekuatannya. 


Lalu bagaimana kalo penyihir dibunuh dengan cara biasa? Dia tidak akan mati abadi, namun terlahir kembali dan bisa merasuki siapapun untuk nantinya menuntut balas orang yang membunuhnya. 


-------------------------


Seru, pertama kali membaca buku Joseph Delaney, dan ternyata lumayan suka. Walaupun ketebalannya ga terlalu  banyak, tapi cukup oke dalam menggambarkan keseraman dan ketegangan ketika berburu para makhluk yang mengganggu. Delaney mampu membuat pembacanya merasa penasaran akan akhir  nasib dari Mother Malkin. Endingnya juga smooth dan ga berkesan dipaksakan 👍. 





Comments

  1. Terus gimana kisah Tom dengan gadis bersepatu runcing, Mbak Fanny? Apakah tentang kisah cinta dan membatu Tom memberantas penyihir?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di cerita ini ga ada cinta2annya mba, ga tau sekuel berikutnya 😄

      Delete
  2. 326 halaman .. lumayan tebal ya Mbak Fanny ... eh kata Mbak Fanny ga terlalu banyak? :)

    Dari review ini, seru ya ... bikin penasaran.

    Ending-nya memuaskan, gak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memuaskan untungnya mba 😁. Buatku hal di bawah 500 masih terbilang tipis, Krn aku biasa baca di atas 600an 🤣

      Delete
  3. Mr Gregory kok baik amat sama penyihir, cuma ngegantung dan ngurung Mother Malkin yg kejam. Gak dibakar ajaa. Jd gregetan hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Basah itu dia kelemahan Mr Gregory. Karena menganggab kalo membakar penyihir aapalagi memakan jantung nya, itu seperti perbuatan ga manusiawi 😄.

      Delete
  4. Seruuu, kak Fan..
    Aku jadi inget kalau novelnovel begini tuh khas kisah hantu di Yurop yaa..
    Beda feel kalau baca novel misteri Asia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beneeeer mba lendy.. feel yg didapat antara hantu bule dan hantu Asia memang beda sih. 🤣. Yg Asia lebih serem sbnrnya, tapi kdg suka lebay wkwkwkw

      Delete
  5. Mba Fanny tulisannya seru! Huhu aku lagi suka fiksi fantasi nih, bisa lah ini masuk ke to be read hahaha. *belum-belum udah keracunan*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya ini bukan genre favoritku mba 😄. Aku ttp lebih suka thriller atau misteri. Tapi sesekali baca fantasy, dan kebetulan dpt yg cocok, jadi seneng 😁

      Delete
  6. Kayaknya aku belum pernah baca genre fantasi-misteri deh sebelumnya 🤔. Buku ini pacednya termasuk medium atau cepat, Kak Fanny? 👀
    Aku kalau lihat genre fantasy agak takut-takut ingin memulainya sekarang soalnya pacednya sering slow banget di awal wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini cepet Li, apalagi cuma 300an halaman. Ga lama alurnya 😄. Utk mulai baca fantasy, cocok sih. Aku juga ga banyak suka genre fantasy, kecuali Harry Potter. Even mocking bird aja aku ga terlalu masuk.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

NOVEL: PACHINKO By Min Jin Lee

NOVEL: JAKARTA VIGILANTE By Victoria A Lestari

REVIEW NOVEL: GONE BUT NOT FORGOTTEN By Phillip Margolin