NOVEL: CABAUKAN ~ Hanya Sebuah Dosa By Remy Sylado
Udah April ajaaaa π. Ga berasa yaaa, waktu serasa terbang ☺.. Di awal bulan ini, reading challange yang aku ikutin bareng #JaneXLia, ngasih tema warna cover yang ga biasa, KUNING π. Tapi untungnyaaa, aku sedang baca salah satu buku bercover Kuning sejak akhir Maret kemarin. Trus ngobrak-ngabrik tumpukan buku yang belum dibaca, nemu lagiii 3 buku kuning yang bisa laaah diikutin dalam challenge π.
Buku kuning pertama yang mau diulas, CABAUKAN dari karya penulis Remy Sylado. Ga ngerti lagilaaah, tulisan bung Remy di buku ini SUPERB! Mengambil latar masa penjajahan Belanda dan Jepang, dengan tema kehidupan warga Tionghoa di antara pribumi kala itu (1918-1951). Konfliknya jangan ditanya, seruwet rambut Babe Cabiita, tapi ditutup sempurna secara mulus dan menjelaskan semua loopholes di awal. πKereeeeen.
Pertama kalinya baca buku beliau, langsung dibikin JATUH CINTA πππ..
------------------------------
Cerita dibuka oleh seorang wanita peranakan yang tinggal di negeri Belanda, hendak berkunjung ke Indonesia, bernama Ny.G.P.A.Dijkhoff aka Giok Lan. Yaa, dia anak dari seorang cabaukan alias perempuan yang menikah dengan Tionghoa di zaman itu.
Puluhan tahun diadopsi oleh keluarga Belanda, kali ini Giok Lan ingin mencari jejak keluarga aslinya. Ibu bernama Tinung, dan ayah Tionghoa yang tak pernah dia kenal seumur hidupnya, Tan Peng Liang.
Pencariannya mulai rumit, di saat mengetahui sejarah ibunya yang berhubungan dengan 2 orang lelaki bernama sama, Tan Peng Liang. Yang satu asal gang Tamim Bandung, punya kebun pisang di Sewan Tangerang, dan berprofesi sebagai rentenir.
Satunya lagi, Tan Peng Liang asal gang Pinggir Semarang, dikenal sebagai pengusaha tembakau dan candu di Glodok.
Dari mereka berdua, ibunya diketahui mempunyai 2 anak perempuan yang 2-2 nya diberi nama Giok Lan π€£π€£.
Sumpah yeee, ini si Tinung ga kreatip amat kasih nama. Udahlah nama lakik sama, kenapa bikin nama anak juga ikutan kembar π . Bingungkan si keturunan, mencari tahu mana satu yang menjadi ayahnya π. Si rentenir, atau si penjual candu π€£. Sama-sama ga bener lagi itu profesi π
BATAVIA DI SAAT HUJAN ABU KRAKATAU
Cerita mundur ke puluhan tahun sebelumnya, saat Batavia dipenuhi abu dari letusan gunung Krakatau 1918. Tahun di mana Tinung lahir, dan 14 tahun kemudian menikah dengan seorang lelaki nelayan pribumi beristri 4.
Ga heran lah yaa, zaman dulu mah wanita terpaksa nurut dengan kondisi yang ada. Kemiskinan menuntut mereka untuk rela dijadikan istri muda atau bermadu. Sayangnya, suami Tinung yang pertama ini, hilang ditelan ombak saat pergi mencari ikan. Tinung yang sedang hamil, diusir oleh mertuanya, yang percaya kalo dia pembawa sial, penyebab anaknya hilang di laut. Shock yang tiba-tiba, membuat janinnya tak berkembang dan akhirnya gugur.
MENYANYI DI KALI JODO
Tuntutan ekonomi pula yang membawa Tinung menjadi penyanyi plus plus, membawakan lagu-lagu Tionghoa di Kali Jodo. Di sinilah awal mula dia bertemu Tan Peng Liang asal Gang Tamim Bandung yang punya kerjaan sebagai rentenir. Menyukai suara dan wajah Tinung, Tan Peng Liang rentenir menjadikan Tinung sebagai gundiknya. Tinung cukup puas dengan kehidupan saat itu, dan akhirnya hamil.
Tapi, suatu kejadian di mana dia melihat sendiri centeng suaminya menyiksa orang-orang yang tak sanggup membayar hutang, membuat Tinung takut, dan akhirnya melarikan diri dalam kondisi masih mengandung.
BERTEMU TAN PENG LIANG KEDUA
Setelah anak perempuannya lahir, Tinung kembali ke Kali Jodo, mencari nafkah walau harus mengorbankan raga. Di sinilah dia kembali bertemu dengan lelaki Tionghoa bernama sama yang juga menyukai Tinung.
Tan Peng Liang asal Gang Pinggir Semarang memboyong Tinung ke gang Chaulan (sekarang dikenal jl Hasyim Ashari), salah satu rumahnya berada. Berbeda dengan yang pertama, Tan Peng Liang asal Semarang lebih lembut dan perhatian terhadap Tinung. Dia malah berharap Tinung bisa memberikannya anak perempuan.
Keinginannya terkabul, Tinung kembali hamil dan melahirkan anak perempuan yang dia beri nama Giok LAN. Bahkan supaya ga rumit, anak perempuan sebelumnya dari Tan Peng Liang pertama dikasih nama Giok Lan juga π€
SEMAKIN RUMIT.....
Tanpa disadari, Tan Peng Liang pertama belum bisa terima kalau Tinung pergi dari kehidupannya, biar gimana Tinung pergi sambil membawa anak yang dikandung. Saat Tinung diketahui kembali ke Kali Jodo, centengnya berusaha membawa paksa Tinung, tapi malah harus berurusan dengan pendekar yang sedang memakai jasa Tinung saat itu.
Pendekar yang tidak tahu masalahnya, hanya tahu dia diserang oleh centeng suruhan Tan Peng Liang ntah karena urusan apa.
Nantinya, beberapa tahun kemudian, pendekar ini pun akan berhadapan dengan centeng Tan Peng Liang kedua, hanya karena kesalahpahaman nama yang sama π€£. Makanyaaa Tinung, mbok ya cari lakik jangan yang namanya sama gitu π
DIA BUKAN HANYA PENGUSAHA TEMBAKAU DAN CANDU, TAPI JUGA.....
Tan Peng Liang asal Semarang dikenal kaya raya dan hobi menyogok pejabat. Di kalangan Tionghoa lain, dia dibenci karena dianggap suka pamer kekayaan dan licik. Apalagi setelah ketahuan membeli tembakau berkualitas prima dengan harga mahal, tapi dijual sangat murah di luaran.
Kok bisaaaa??? Ternyata itu semua karena Tan Peng Liang kedua memproduksi uang palsu yang sangat mirip asli, dan membayar semua kegiatan jual belinya dengan uang palsu tersebut. Pantas aja tembakaunya bisa dijual murah. Lah wong pada dasarnya dia ga rugi apa-apa π€£π€£. Tan Peng Liang ditangkap dan dipenjara.
TERPAKSA KABUR KE MACAU
Kondisi politik yang semakin kacau, terlebih saat peralihan penjajah dari Belanda ke Jepang, membuat segala sesuatunya sulit. Tinung terpaksa memberikan kedua anak perempuannya untuk diadopsi keluarga Belanda. Hingga akhir hayatnya, dia tak pernah bertemu kembali dengan 2 Giok LAN. Tan Peng Liang asal Semarang berhasil kabur dari penjara dan melarikan diri ke Macau. Musuh-musuhnya geram, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Untuk membalasnya, mereka menjerumuskan Tinung sebagai budak seks tentara Jepang.
DAN AKHIRNYA......
Semua orang menerima karma masing-masing. Tan Peng Liang pertama harus mati dengan cara nahas, dan Tan Peng Liang kedua yang walau tidak sekejam pertama, tapi toh banyak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain sepanjang hidup. Dia diracun oleh seseorang yang mempunyai dendam lama.
Giok LAN pada akhirnya berhasil menyingkap jejak masa lampau keluarganya yang tercerai berai, termasuk mengetahui siapa ayahnya yang sebenernya, Tan Peng Liang pertama atau kedua. Dia juga yang kemudian membuka tabir pembunuh ayahnya dan alasan di sebalik itu.
------------------------------
Novel berplot maju mundur, tapi ditulis dengan sangaaaat smooth. Alur yang complicated, tapi berhasil terurai dengan cara halus dan samasekali ga membuat mumet saat dibaca. Kesalahpahaman yang berkali-kali terjadi hanya karena nama sama antara Tan Peng Liang pertama dan kedua, malah membuat kocak dan hidup cerita π€. Juga gemas, kenapa rasanya hidup hanya mempermainkan Tinung yang polos dan lugu.
Remy Sylado berhasil mengaduk emosi pembaca dengan kisah luar biasa. Tulisan yang juga terlihat jelas dilakukan dengan riset akurat. Ga hanya sekedar menuliskan sejarah tanpa bukti kuat. ❤️❤️❤️❤️❤️
Akhirnya tau juga Cabaukan ini tentang apa wkwk makasih mba Fanny. Dulu juga kalau nggak salah pernah ada film judulnya Cabaukan ya, kalau nggak salah lagi dua pemerannya Ferry Salim sama Olga Lydia.
ReplyDeleteBtw kita sama, ada empat buku sampul kuning yang belum dibaca mba Fanπ€
Iya mba ada filmnya. Tapi aku juga belum nonton. Zaman filmnya diputar, aku juga ga diindonesia waktu itu π€. Tapi pas liat trailer, kayaknya seru , walopun kata temenku bagusan bukunya :)
Deletebaca inti cerita di paragraf pertamanya, soal pencarian ibunya, jadi inget sama real life anak-anak Indo zaman dulu yang diadopsi sama warga negara asing terutama Belanda, dan pas gede-gedenya mencari ibunya atau keluarganya ke Indonesia, tersentuh banget. Sampe di Jakarta ada yayasan khusus untuk mencari keluarga asal dari anak-anak yang diadopsi keluarga Belanda
ReplyDeleteMenarik ceritanya tapi aku juga ngapalin nih nama nama tokohnya yang lumayan bingung juga, kudu dibaca full sebuku kayaknya
Samaaaaa, aku paling susah Yaa inget nama Jepang, China dan Korea. Itu pasti harus berkaki2 buka ke belakang utk inget nama tokoh π€£
DeleteWalahhhh, pantesan aku familiar sama nama “Cabaukan”, kayaknya aku familiar karena dulu ada filmnya π
ReplyDeleteNama karakternya the best sih, Kak π€£ dibikin sama semua jadi bikin pembaca greget waktu si anak mencari bapak kandungnya ya. Ngebayangin gimana susahnya untuk ketemu bapak kandung kalau namanya sama, masa ketemu sang ibu juga sama. Ngebayanginnya udah riweuh duluan π€£. Kak, bisikin dong jadi ini anaknya Peng Liang pertama atau kedua? Wkwk
Yang kedua Li π€£. Ternyata tinung membedakan anaknya dari unyang-unyang di kepalanya. Ada yang 1 unyang2nya, tapi ada juga yg 2 π. Dia msh tau ke anaknya yang laki2. Jadi pas giok LAN DTG, si anak laki2 cek dari unyang2 kepalanya itu π
Delete