NOVEL THE FOOD OF LOVE By Anthony Capella

 Buku iniiiiii, sukses bikin aku pengen terbang ke Italia saat ini jugaaaaa 🤣❤️❤️❤️👏. Terbhaiiiq lah... Salut untuk penulisnya, yang aku rasa mungkin juga seorang chef nomor 1 😍. Memang beda rasanya membaca atau menonton serial yang bertemakan makanan.


Dari alur atau cara penulisan, bisa membuat 2 kemungkinan; pertama, pembaca bakal bosan setengah mati, atau kedua, terbawa perasaan sampai meneteskan liur saat penulis mengurai detil rasa dari setiap masakan yang dia olah. Buku ini berhasil memilih jalur ke dua 😁




-------------


Bercerita tentang 2 sahabat, bekerja di restoran terkenal, TEMPLI, yang sistem reservasinya bisa bikin orang-orang emosi dan tidak sabar menunggu giliran. Bruno bekerja sebagai patissier; chef yang bertanggung jawab membuat hidangan penutup, sementara Tommaso sahabatnya bekerja sebagai commis, alias kasta terendah dari hirarki restauran yang lebih dikenal sebagai PELAYAN. Melakukan tugas apapun itu yang diteriakkan oleh para chef bertugas. 


Lalu datanglah Laura, gadis Amerika luar biasa cantik yang tengah belajar di Italia. Suatu pembicaraan yang tak sengaja terdengar, Tommaso tahu kalo Laura hanya ingin berpacaran dengan seorang koki, yang bisa memasak hidangan lezat setiap saat. Dari situlah kongkalikong ini bermula 🤣. 


Tommaso memohon pada sahabatnya untuk bantu memasak aneka menu lezat bagi Laura tiap kali mereka berkencan, seolah masakan tersebut hasil buatannya sendiri. Bruno menyanggupi, bukan karena dia baik hati, tapi selama ini dia memang jatuh cinta pada Laura saat melihatnya pertama kali di pasar yang sering dia datangi. Hanya karena rasa rendah diri, merasa tidak tampan, pendek dan gempal,  membuat Bruno tidak berani menyatakan perasaan. Namun kali ini, dia akan membuat aneka menu masakan terbaik untuk memanjakan wanita yang dia cintai, walaupun untuk itu Bruno harus rela menyerahkan segala pujian dan credit kepada Tommaso. 


Sebelum kembali pada keribetan yang akan terjadi, mungkin harus dijelaskan mengenai Templi, restoran tempat mereka bekerja. Ada banyak orang Roma yang rela menunggu waiting list berbulan-bulan hanya untuk bisa makan di sana.


 Menerapkan sistem reservasi yang unik, di mana calon pembeli harus menulis surat menggunakan kertas berkualitas prima, pena dengan tinta mahal, dan menuliskan alasan kenapa mereka harus diterima makan di Templi, tentunya dengan gaya bahasa elegan, dan tidak berkesan menjilat. 


Lalu, owner sekaligus pemegang tampuk tertinggi, Alain Dufrais, akan memutuskan siapa yang bisa makan di tempatnya. OMG, kalo aku nemu restoran begini, aku bakal tertantang untuk bisa diterima masuk, tapi dengan ekspektasi setinggi langit, dan jika hasilnya tidak sesuai, bakal terurai menjadi review sepedas Carolina Reaper di blog 🤣🤣. 


Awalnya, semua baik-baik saja.... Bruno bisa menggantikan tugas Tommaso memasak aneka menu terlezat untuk Laura, yang bisa dibilang sudah sangat ketagihan dengan rasa masakan pacarnya 😂. Bahkan tiap kali mereka bercinta, Laura selalu berimprovisasi memakai makanan Bruno untuk membuat seks mereka semakin panas. 


Hingga akhirnya, sahabat Laura meminta Tommaso memasak di rumahnya, untuk menjamu keluarga pacar yang akan datang ke rumah. Walau panik, tapi Tommaso dan Bruno lagi-lagi berhasil mengelabui semua orang. Terkadang dengan cara menjadikan Bruno sebagai asisten Tommaso, sehingga tidak ada yang curiga bahwa Brunolah yang memasak seluruh menu hidangan. 


Long story short, Tommaso ditawarkan untuk menjadi chef kepala di suatu restoran yang nyaris bangkrut. Investornya yakin rumah makan itu akan kembali berjaya jika makanannya sedahsyat yang dia masak. 


Tommaso menolak, karena resiko yang sangat tinggi kebohongan mereka terungkap, tapi dengan bujukan Bruno, akhirnya mereka mengambil kesempatan itu, tentu saja dengan Bruno yang menjadi chef sesungguhnya. Yaa Bruno akhirnya keluar dari Templi, karena melihat suasana kerja yang terlalu menekan dan Atasan yang jelas-jelas lebih pilih kasih dan tidak menganggab Bruno samasekali.


Pada mulanya,  semua berjalan lancar, sampai Tommaso mulai merasa bosan dengan Laura dan ingin mengakhiri hubungan. Padahal, selama ini Laura lah yang menjadi sumber inspirasi Bruno dalam memasak hingga bisa melahirkan aneka menu makanan memikat.


Tanpa ada Laura yang menjadi motivasinya, Bruno seakan kehilangan arah. Hubungannya memburuk dengan Tommaso, berakibat pada restoran itu semakin kacau dan ditinggalkan pelanggan.


Bruno harus mengambil waktu untuk memikirkan segalanya. Haruskah dia jujur menyatakan perasaannya terhadap Laura, atau melanjutkan hidup tanpa arah dan tujuan, belajar dari segala tempat di Italia untuk mengasah keahlian memasaknya.... 


---------------


Seruuuuu, memikat dan bikin laper saat membaca novel ini 😍😍😍👍. Ditambah lagi penulis jago banget meramu drama antara tokoh-tokohnya, dari yang sepele, menjadi klimaks yang bikin penasaran 👍😍. 


Mungkin endingnya udah ketebak, tapi jalan menuju akhir cerita itu yang bikin buku ini susah untuk diabaikan begitu saja 😄👍.


Dahlaaah, kalo suka cerita dengan tema kuliner, hobi masak atau traveling, ini pasti cocooook buat kalian. Untukku pribadi, target list ke Italia malah semakin kuat, dan jadi menambah durasi perjalanan kalo nanti kesana 🤣. Pengeen banget eksplorasi jalanan Roma lengkap dengan osterianya,  dan menyusuri lembah cantik Le Marche sembari menikmati kuliner lezat dan aneka jamur lezat yang dihasilkan di sana 🤤🤤. 


Kelebihan lain dari buku ini, menjelaskan banyak fungsi dari aneka bumbu masakan, juga cara memasaknya. Aah kereen sih 👍😍


#janexliaNovember

#bukucovercoklat/orange


Comments

  1. Jamur di sana enak-enak, ya? Makanan khas Italia yang saya tahu cuma piza, spageti, dan tiramisu aja. Haha. Payah emang.

    Saya belum pernah baca buku yang spesifik bahas kuliner gitu sih. Sejauh ini yang ada unsur kulinernya dan saya anggap bagus itu Raden Mandasia. Cara narator mendeskripsikan makanannya itu asyik. Rasanya saya sungguh pengin bertualang dan singgah ke tempat-tempat makan yang menawarkan kejutan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin Krn aku suka traveling dan makan kali ya... Makanya buku ini langsung berbekas bangettt Yog. Apalagi sebelumnya pernah baca ttg buku culinary yang membahas ttg noodles, dan itu banyak mengambil tempat di Italia. Penulisnya malah bilang, kuliner Italia itu terenak di seluruh dunia. Bahkan tempat kecil aja bisa menyajikan masakan hebat. Itu yg bikin aku penasaran dengan Italia.

      Walo pun ntr tantangannya ttg halal dan ga 😅

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

NOVEL: PACHINKO By Min Jin Lee

NOVEL: JAKARTA VIGILANTE By Victoria A Lestari

REVIEW NOVEL: GONE BUT NOT FORGOTTEN By Phillip Margolin