NOVEL (BUKAN) SALAH WAKTU By Nastiti Denny

 Pas dikasih tahu reading challange Desember ini warna covernya Putih, Merah atau Hijau, aku langsung masukin buku karangan Nastiti Denny sebagai buku pertama. Covernya udah kliatan putih sih. Tapi kemudian baru sadar kalo warna merah dan hijau juga ada di bagian depan sampul 🀣. Cocooooklah berarti πŸ˜„


Namun sayang, isi novel jujurnya ga terlalu bagus. Ada beberapa hal yang bikin bertanya-tanya dan endingnya pun seperti dipaksakan, seolah  penulis bingung gimana mau mengakhirinya. 




Ini cuma review pribadi yang mungkin bisa aja beda dengan opini orang lain. Kalo mau dibilang bias, terserah sih. Aku memang  lebih suka buku tebal yang menuliskan detil, daripada buku tipis begini yang alurnya jadi kliatan ngebut.

-----------------------

Sekar dan Prabu, belum terlalu lama menikah. Namun rasanya pernikahan mereka baik-baik saja. Belum memiliki anak, tapi ga membuat pasangan ini meributkan hal itu. Pekerjaan keduanya pun termasuk bagus dan bonafid, walaupun di awal cerita Sekar memutuskan untuk resign agar bisa fokus mengurus rumah dan suami.  


Karakter Sekar di buku ini  cendrung pendiam, agak sedikit overthinking, dan jarang bisa melepaskan apa yang dia rasakan dalam hati. Awalnya aku sedikit penasaran, apa sih yang membuat tokoh Sekar seperti menyimpan trauma yang bikin dia ga bebas mengekspresikan perasaan. Ternyata memang dibahas di buku ini.


Berawal dari orangtuanya yang selalu bertengkar hebat sejak anak pertama mereka meninggal akibat kecelakaan. Ibu Sekar menyalahkan Alex suaminya yang mau-mau saja menitipkan anak tersebut ke keluarga kakak ipar yang memang tidak mempunyai anak. Saat kecelakaan hanya putra mereka yang tewas, sementara kedua ipar selamat. Bayangkan sakit hati ibu Sekar melihat kenyataan itu. 


Bisa dibilang Sekar selalu ketakutan tiap kali mendengar teriakan orangtuanya yang saling menyalahkan. Dia berusaha mencari perlindungan dari balik celah sempit lemari yang bisa menyembunyikan tubuh mungilnya. Ayah memutuskan pergi dari rumah di saat usia Sekar 17 tahun, tapi keduanya resmi bercerai ketika Sekar lulus kuliah. 


Untung saja pernikahan dia dengan Prabu, berlangsung adem ayem tanpa masalah. Walaupun ada beberapa rahasia yang disembunyikan Sekar dari suaminya.


Laut tidak selamanya tenang, begitu juga kehidupan manusia. Suatu kabar yang dibawa oleh lelaki bernama Bram, seolah membuat hidup Sekar seperti pecah berantakan. Prabu dikatakan mempunyai anak di luar nikah dari mantan pacar saat SMA, Larasati. Mertuanya yang terlihat anggun dan serba teratur disebut-sebut ikut andil menghancurkan hidup orangtua Laras yang membuat pemimpin keluarga itu bunuh diri ketika bisnisnya bangkrut. Meninggalkan istri dan anak-anak tanpa ada pegangan samasekali. 


Di saat galau itulah, Sekar memutuskan meninggalkan rumah dan pergi ke rumah ibu, dengan hanya meninggalkan surat kepada Prabu  tanpa menulis alasan sebenarnya. Hanya kata-kata ingin menenangkan diri. 


PRABU, SUAMI YANG TIDAK SADAR KALAU HUBUNGANNYA DENGAN SI MANTAN MENGHASILKAN ANAK.

Sementara itu, Prabu sendiri pusing ketika tiba-tiba saja mantannya mendatangi saat tengah ada meeting di Bogor. Masih cantik seperti dulu, Larasati hanya memberitahu bahwa mereka punya anak laki-laki berusia 8 tahun dan menuntut supaya anaknya mengenal sang ayah. 


Awalnya Prabu memang tidak percaya, tapi tes DNA menyatakan bahwa anak itu benar anaknya. Prabu pun teringat masa lalu ketika  masih berhubungan dengan Larasati. 


Hubungan mereka tidak pernah melewati batas, kecuali sekali di saat Laras tertangkap basah sedang melayani pria hidung belang, dan gadis itu memohon untuk berbicara di kos-an. Yang ada Laras menjebak Prabu dengan makanan yang sudah dibubuhi obat, dan Prabu hanya ingat dia terbangun dengan kepala sakit sementara baju-baju mereka bertebaran di lantai. Prabu pergi, dan itulah kali terakhir mereka bertemu.


Pertanyaannya sekarang, apakah Prabu benar-benar ingin menikahi Laras dan menceraikan Sekar, demi bisa merawat anaknya? 


KETIKA BEBERAPA RAHASIA ITU AKHIRNYA TERBUKA

Di pihak lain, bukan hanya Prabu yang memiliki rahasia, Sekar pun menyimpan sesuatu yang dia sungguh tidak ingin suaminya tahu, bahwa selama ini orangtuanya sudah lama bercerai dan ayahnya sudah mempunyai istri baru. Sekar merahasiakan itu hanya karena takut hubungan mereka tidak direstui orangtua Prabu yang menganggab anak broken home akan mewarisi sifat negatif nantinya. 


Ketika ortunya bercerai Sekar memberikan syarat bahwa mereka akan merahasiakan itu dari keluarga suaminya. Sayang, ibunya malah keceplosan ketika bicara dengan Prabu. 


Suatu rahasia baru juga terungkap ketika dia menginap di rumah ibu, bahwa ternyata Sekar bukan anak kandung mereka. Ibu mengadopsi Sekar di usia bayi, ketika putra pertamanya meninggal, dan bayi perempuannya hanya bertahan 2 bulan. 


KENAPA NOVEL INI TERASA TIDAK MEMBANGKITKAN EMOSI

Karena semua masalah seperti timbul tiba-tiba, tapi juga reda dengan cepat. Tahu-tahu selesai begitu saja.... Larasati yang awalnya sempat bikin emosi pembaca karena dengan liciknya menjebak Prabu, lalu tiba-tiba ingin Prabu menikahinya, eh kemudian menghilang kayak asap setelah memberi semua dokumen asli tentang anak mereka. Maunya apa sih ini wanita 🀣🀣🀣. 


Sekar yang ternyata hamil di cerita ini, saking introvertnya, malah bikin cerita berasa flat. Emosinya ya datar aja, pas tahu suaminya punya anak kandung dari wanita lain, lalu berusaha mengalah dan malah sempet merahasiakan kehamilannya, walaupun ketahuan juga. Suka banget rahasia deh 🀣. 


Prabunya juga kayak plin-plan ga jelas. Galau mau menikahi Larasati demi anak, tapi ga pengen kehilangan Sekar. Pasrah aja gitu.. Begitu tahu Sekar hamil, dia tetap kayak lebih berat ke anaknya yang dari Laras. Padahal itu anak dalam kandungan justru lebih kuat posisinya  loooh, bisa-bisanya ga masalah mau ninggalin. Ga jelas nih cowok πŸ˜‚


Juga beberapa poin yang bikin aku malah overthinking pas baca nih novel. 

• Sekar lama merahasiakan ortunya sudah bercerai, dan ayahnya sudah menikah lagi. Pertanyaanku, itu pas pacaran apa ga ketahuan kalo ortunya udah ga serumah 🀣? Dicerita ini ga pake ta'aruf sih, kalo pake ta'aruf justru bakal ketahuan karena semua informasi diberitahu ke semua pihak biasanya. Belum lagi pas nikah, itu istri baru bapaknya ga diundang? Kok bisa-bisaan ga ketahuan  ama pihak besan. πŸ˜… *Si Fanny mikir kejauhan, kayak ini cerita asli aja 🀣


•Sekar diceritakan ternyata anak adopsi. Puyeng lagi aku di sini. Asumsiku para tokoh cerita muslim, karena penulisnya muslim. Seingetku niih yaaaa, dalam Islam anak angkat ga bisa dinikahkan oleh ayah angkatnya, harus ayah kandungnya, atau sesuai urutan nasab. Jika ayah kandung dan keluarganya tidak ketahuan, maka akan dinikahkan oleh wali hakim. Itu dalam Islam. Kalo salah, tolong kasih tahu. Si Sekar pas nikah, yang jadi wali nikahnya berarti ayah angkatnya dong, sampe dia baru tahu belakangan. Ga sah kalo menurut hukum Islam pernikahannya. *Ini kenapa aku ngeributin hal yang begini siiik🀣🀣. Cuma kisah fiksi faaaaan, ga usah dipikirin banget hukum Islam dan lainnya πŸ˜‚. 


Udah ah, intinya, aku ga puas Ama alur cerita. Terlalu banyak loopholes. Terlalu buru-buru dibuat ending. Tapi wajar aja, halamannya cuma 200an, sangat tipis untuk cerita dengan tema rahasia masa lalu begini. ...








Comments

Popular posts from this blog

NOVEL: PACHINKO By Min Jin Lee

NOVEL: JAKARTA VIGILANTE By Victoria A Lestari

REVIEW NOVEL: PHILOPHOBIA By TESSA INTANYA